Senin, 31 Oktober 2016

Kantong Plastik Berisi Air, Cara Mujarab Mengusir Lalat

Di warung-warung makan sering kita temukan, kantung-kantung plastik bening berisi air digantung di sekitar makanan yang dijual. Katanya sih untuk mengusir lalat agar tidak mencemari makanan-makanan yang ada di sana. Hmm, kenapa ya lalat bisa takut sama kantung plastik berisi air?

Lalat memiliki konstruksi mata yang unik. Hewan ini memiliki mata majemuk yang menempati sebagian besar kepalanya dan juga tiga mata di antara dua mata majemuk. Karena mata majemuknya ini, lalat juga memiliki kesadaran sensorik yang sangat baik dan kemampuan manuver udara yang cekatan. Inilah penyebab mengapa lalat sangat sulit dipukul. Mata lalat terdiri dari sepasang mata besar kompleks. Setiap mata kompleks tersebut terdiri dari 3000 sampai 6000 mata sederhana. Lalat tidak dapat memusatkan perhatian pada sebuah objek tertentu di lingkungan sekitarnya, tapi lalat justru memiliki pandangan hampir menuju ke segala arah.

Selain itu, lalat juga memiliki tiga mata tambahan sederhana yang disebut ocelli. Ocelli ini terletak diantara dua mata majemuk. Fungsi kerjanya mirip kompas, dengan mata ini lalat dapat mengetahui arah terbangnya. Ocelli dapat bekerja maksimal di daerah yang diterangi sinar matahari.

Ketika kantung plastik berisi air digantung, air akan membiaskan cahaya. Cahaya yang datang akan dibelokkan saat cahaya tersebut melewati air. Dengan demikian bayangan yang muncul juga akan bergeser dari letak objek sebenarnya. Pembiasan ini yang mendasari penggunaan kantong plastik air. Pembiasan terjadi ketika objek yang jelas atau buram, seperti sepotong kaca atau kantong air mengubah arah dan kecepatan cahaya. Ilusi optik ini yang diharapkan dapat membuat bingung lalat sehingga terbang menjauh.

Mengusir lalat dengan cara ini memang cukup efektif karena tidak membutuhkan banyak biaya dan tenaga, juga tidak perlu membunuh lalat. Tahukah kamu, bahwa ternyata lalat pun memiliki fungsi dan peran penting dalam mengurangi sampah di sekitar kita. Larva lalat ternyata bermanfaat untuk mengurangi jumlah limbah biologis di muka bumi.

Facebook Memiliki Laboratorium Khusus Penguji HP Jadul

Sekilas tak ada yang aneh dari data center pertama Facebook yang terletak di Prineville, Oregon, AS. Namun di dalamnya, perusahaan milik Mark Zuckerberg ini milik ada laboratorium untuk menguji ponsel-ponsel jadul.

Dalam data center itu ada sekitar 60 rak server, di mana setiap raknya menyimpan 32 smartphone yang sedang menjalankan berbagai versi aplikasi Facebook. Facebook menamai laboratorium itu dengan nama Mobile Device Lab.

Lab ini didesain untuk menguji aplikasi Facebook di bermacam ponsel jadul untuk menemukan adanya baris-baris kode yang mungkin tidak cocok untuk dijalankan di ponsel tersebut. Ketidakcocokan itu dinilai dari performa aplikasi ataupun daya tahan baterai yang menjadi lebih buruk.

Facebook membuat lab ini karena banyak penggunanya yang menggunakan ponsel jadul -- berumur lebih dari tiga tahun -- ataupun ponsel kelas bawah yang banyak digunakan di negara-negara berkembang, demikian dikutip dari The Verge, Jumat (15/7/2016).

Secara total Facebook menggunakan hampir 2 ribu ponsel berbeda untuk melakukan pengujian ini. Hasil pengujian itu akan menjadi masukan ke tim pengembang aplikasinya saat ada kode yang bermasalah, ataupun masalah yang hanya terjadi di ponsel-ponsel jadul.

Ini adalah hal yang penting dilakukan oleh Facebook, mengingat saat ini mereka mempunyai lebih dari 1,65 miliar pengguna di seluruh dunia. Para penggunanya ini menggunakan perangkat-perangkat yang bervariasi, baik dari sistem operasinya sampai kondisi jaringannya.

Minggu, 18 September 2016

Kabar Baik, Penipisan Lapisan Ozon Kini Semakin Berkurang

Ancaman menipisnya lapisan ozon karena meningkatnya penggunaan bahan perusak ozon (BPO) oleh manusia kini semakin berkurang. Pelarangan penggunaan BPO pun sudah mulai masif dilakukan seiring kesadaran pentingnya penyelamatan bumi.

Oleh sebab itu, setiap 16 September diperingati sebagai hari ozon sedunia. Harapannya bangkit kesadaran dan semangat menjaga bumi dari kerusakan ozon.

Asisten Deputi Mitigasi dan Pelestarian Fungsi Atmosfir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Emma Rachmawaty, menyatakan, data NASA menyebut kondisi lapisan ozon mulai pulih. Protokol Montreal yang juga dipatuhi dan diadopsi sejumlah negara termasuk Indonesia. Bahkan sejak 2008 Indonesia sudah melarang penggunaan chlorofluorocarbon (CFC).

"Untuk Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) dilarang digunakan untuk sektor manufaktur seperti AC, refrigerasi dan foam tertentu sejak 1 Januari 2015," katanya di Jakarta, Jumat (16/9).

Emma menambahkan, monitoring melalui mekanisme perizinan impor di Kementerian Perdagangan dilakukan untuk mengawasi barang-barang yang mengandung BPO. Pengawasan di pelabuhan juga dilakukan oleh Ditjen Bea dan Cukai.

Terkait peringatan hari ozon, Emma berharap meningkatnya kesadaran publik dengan sosialisasi terus menerus terkait kepedulian terhadap lapisan ozon, mendorong penggunaan teknisi yang bisa service AC atau lemari pendingin bersertifikat.

Terkait penipisan ozon, radiasi ultraviolet B berhubungan dengan penipisan ozon di lapisan stratosfer. Akibat dari peningkatan radiasi ini, diprediksi dapat mengganggu dan mengancam kestabilan ekosistem di permukaan Bumi. Gangguan yang ditimbulkan dapat mengancam kekurangan pangan karena radiasi UV dapat menurunkan hasil panen dan dapat merusak kekebalan terhadap penyakit pada binatang.

Adapun pada manusia bahaya yang timbul berupa gangguan kesehatan, antara lain dapat menimbulkan katarak pada mata, kanker kulit dan mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.

Lapisan ozon sebagian besar terdapat di lapisan stratosfer (15 - 30 km di atas permukaan Bumi). Lapisan ini berfungsi menyerap energi radiasi sinar UV-B yang mempunyai energi sangat tinggi dan mengubahnya menjadi energi panas sebelum mencapai bumi.